Pengertian dari judging
adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk
tujuan tertentu secara subjektif.
Judging terdiri atas tiga langkah yaitu :
- Penilaian melalui kecermatan pandangan (visual)
- Penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi)
- Penilaian melalui pengukuran tubuh.
PENILAIAN MELALUI VISUAL
Memilih
ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat
yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk
tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging.
Judging pada ternak dalam arti yang luas adalah usaha yang dilakukan untuk
menilai tingkatan ternak yang memiliki karakteristik penting untuk
tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit adalah referensi untuk
pemberian penghargaan tertentu dalam suatu kontes. Kadang-kadang judging
dilakukan untuk melakukan penggolongan ternak berdasarkan kelasnya
masing-masing. Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda,
paling tidak seumur pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan
yang ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya lebih diutamakan
karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak daripada ternak betina. Selain
sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus diperhatikan, faktor ini erat
kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon bibit tidak
cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak pernah terserang penyakit yang
berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk
atau kurus. Memilih ternak unggul untuk tujuan produksi berbeda dengan untuk
tujuan bibit.
Ternak yang
sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping,
belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam
kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat.
Karakteristik tersebut meliputi, keadaan mata dan kulitnya normal,
pergerakannya tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran
kotoran dan urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri,
serta memiliki respirasi dan sirkulasi darah yang normal.
Ternak
(sapi) yang sehat memiliki kulit yang lentur dan mudah dilipat. Jika kulit
ternak ditarik dan dijepit kemudian lipatan tidak menghilang, maka ternak
tersebut kehilangan cairan. Keadaan ini terjadi pada ternak yang terserang
diare. Mata, mulut, dan hidung ternak yang terdapat lendir berlebihan
menunjukkan ternak tersebut dalam keadaan sakit. Cara ternak berjalan dan
berdiri dapat menjadi abnormal ketika ada bagian tubuh yang sakit. Jika kuku
ternak terinfeksi, maka ternak tersebut akan terlihat pincang.
Kotoran dan
urine harus keluar secara teratur, tidak berdarah, dan memiliki kepadatan
normal. Jika kotoran keluar dalam keadaan cair dan menempel di sekitar ekor, maka
ternak tersebut terkena diare. Rambut yang tumbuh di sekitar kulit harus tumbuh
normal, halus, dan bercahaya. Ternak yang terkena anemia akan memiliki rambut
yang kasar, kering, dan terjadi kerontokan. Kasus seperti ini akan terlihat
pula pada ternak yang terinfeksi dan mengalami defisiensi nutrisi.
Selanjutnya,
penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk
memilih ternak yang gemuk. Ternak kurus tidak selalu dalam keadaan sakit, namun
ternak yang gemuk menandakan produksi daging yang optimal. Tulang rusuk sapi
berjumlah 13 buah. Semakin sedikit tulang rusuk yang membayang di balik kulit,
maka ternak tersebut semakin gemuk. Hal ini terjadi karena tulang rusuk
tertutup oleh perdagingan dan lemak.
PENILAIAN MELALUI PALPASI
Setelah
melakukan penilaian secara visual, ternak yang akan dijadikan hewan kurban
dapat dinilai dengan melakukan perabaan dan pemeriksaan dengan tangan. Ternak
yang sehat memiliki sirkulasi darah yang normal. Tekanan ventrikel jantung
menyebabkan darah melalui arteri. Tekanan jantung dapat dirasakan dengan
meletakkan tangan pada daerah jantung. Detak jantung dapat diperiksa dengan
mengukur tingkat pulsa ternak dalam satu menit. Pulsa ternak dapat dirasakan
dengan menekan secara lunak jari telunjuk dan jari tengah pada arteri yang berada
dekat dengan permukaan kulit. Sapi memiliki pulsa sebanyak 60 hingga 70 dan
domba sebanyak 60 hingga 70. Tingkat pulsa akan meningkat jika ternak dalam
keadaan demam.
Ternak yang
sehat akan melakukan respirasi secara ritmik dan tenang. Tingkat respirasi
dapat diketahui dengan mendekatkan telapak tangan di depan hidung ternak dengan
menghitung jumlah penarikan nafas dalam satu menit. Tingkat respirasi sapi
sebanyak 10 hingga 30 dan domba 10 hingga 20. Ternak yang sakit dan berada
dalam temperatur tinggi akan memiliki tingkat respirasi yang tinggi.
Kegemukan
ternak (sapi) dapat diketahui dengan meraba perkembangan otot di antara tulang
processus spinosus (tulang belakang) dengan processus transversus (tulang rusuk
rudimenter). Pada ternak yang gemuk, processus transversus tidak dapat teraba
oleh tangan dan terasa sekali perlemakan yang tebal di balik kulit. Pada domba
yang tertutup rambut tebal, perabaan dilakukan dengan tangan terbuka pada
punggung dari arah belakang dekat pangkal ekor sampai ke leher dengan jarak
perabaan tidak lebih dari 5 cm.
PENILAIAN MELALUI PENGUKURAN TUBUH
Mengukur berbagai ukuran-ukuran tubuh seperti,
panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, lebar dada, dan dalam dada. Ukuran
yang penting dalam mengetahui kegemukan dan berat tubuh ternak tersebut adalah
lingkar dada dan panjang badan. Lingkar dada diukur melingkar di belakang sendi
bahu (os. scapula). Umur ternak
dapat diketahui dengan melihat keadaan gigi seri (incicors). Jika ternak
memiliki satu pasang gigi seri permanen, maka ternak tersebut berumur 1-1,5 tahun
untuk domba dan 1,5-2 tahun untuk sapi.
No comments:
Post a Comment