Saturday 24 May 2014

BAKALAN SAPI POTONG



A. Jenis sapi potong
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Sapi yang dijadikan sumber daging utama adalah sapi Bali, sapi Madura, sapi PO. Dari jenis-jenis sapi tersebut masing-masing mempunyai sifat yang khas, baik ditinjau dari penampilan luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan). Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1.    Sapi Bali
Ciri khas pada yang betina badan berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Sedangkan yang jantan berwarna hitam setelah berumur 1,5 tahun. Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru dan iklim kering. Berat badan mencapai 300-400 kg. dan persentase karkasnya 56,9%.

2.    Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah, namun mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kualitas pakan yang jelek.

3.    Sapi Ongole & Peranakan Ongole (PO)
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah. Sapi ini terbukti tahan cuaca panas, pakan jelek sehingga biasa digunakan sebagai penarik pedati.

4.     Sapi Brahman
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia. Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.

5.    Sapi Simental
Sapi Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan. Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih. tidak bertanduk, bentuk tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong.

6.    Sapi Limousin
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik.

B.  Kriteria Bakalan Sapi Potong
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
-         Berumur di atas 2,5 tahun
-         Jenis kelamin jantan
-     Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm
-      Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit)
-          Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus
-          Kotoran normal

Bibit ternak adalah semua hasil pemuliaan ternak yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan. Pembibitan sapi potong saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat yang berciri kala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis. Kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi potong diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditi lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan, bimbingan, dan pengawasan dalam  pengembangan usaha pembibitan sapi potong yang baik (Good breeding practice).

Bibit sapi potong diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a.    Bibit dasar (elite/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan di atas nilai rata-rata;
b.    Bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar;
c.    Bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit induk.


Untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, diperlukan bibit ternak yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis minimal setiap bibit sapi potong sebagai berikut:
a.    Persyaratan umum
-     sapi bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya;
b.    Persyaratan khusus:
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun sapi yaitu sebagai berikut:

Contoh: Sapi Bali

Betina:

- Warna bulu merah;

- Lutut ke bawah berwarna putih;

- Pantat warna putih berbentuk

setengah bulan;

- Ujung ekor berwarna hitam;

- Garis belut warna hitam di  punggung;

- Tanduk pendek dan kecil;

- Bentuk kepala panjang dan sempit;

Betina umur 18-24 bulan

- Leher ramping.

Tinggi gumba:

Kelas I minimal 105 cm;

Kelas II minimal 97 cm;

Kelas III minimal 94 cm.

Panjang Badan:

Kelas I minimal 104 cm;

             Kelas II minimal 93 cm;
Jantan:

- Warna bulu hitam;

- Lutut ke bawah berwarna putih;

- Pantat putih berbentuk setengah

bulan;

- Ujung ekor hitam;

- Tanduk tumbuh baik warna hitam;

- Bentuk kepala lebar;

- Leher kompak dan kuat.

Kelas III minimal 89 cm.

Jantan umur 24-36 bulan

Tinggi gumba:

Kelas I minimal 119 cm;

Kelas II minimal 111 cm;

Kelas III minimal 108 cm.

Panjang badan:

Kelas I minimal 121 cm;

Kelas II minimal 110 cm;

Kelas III minimal 106 cm.

Usaha sapi potong banyak diminati peternak karena dalam jumlah kecil (dibawah 6 ekor) dapat diusahaka secara sampingan sedangkan diatas 10 ekor dapat dikelola secara komersial. Memelihara sapi potong cukup menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan sebagai tenaga kerja. Sapi juga dapat digunakan menarik gerobak, kotoran sapi juga mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.

Semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain:
1.    Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2.   Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang kerajinan
3. Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.
 

No comments:

Post a Comment