Thursday 18 September 2014

PEMBIBITAN DAN PENGEMBANGAN ITIK TALANG BENIH SEBAGAI PLASMA NUTFAH DI PROVINSI BENGKULU



P
embangunan pertanian yang merupakan bagian intergral dari pembangunan nasional mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto), penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.  Pada saat ini  60 persen penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian, diikuti sektor perdagangan, pengolahan, jasa dan lain-lain. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari aspek sosial ekonomi, perkembangan agroindustri dan agribisnis dapat meningkatkan kesejahteraan sebagian besar penduduk.  Pembangunan peternakan memiliki cakupan yang sangat luas mulai dari kegiatan hulu sampai hilir.  Potensi peternakan di Provinsi Bengkulu sangat besar dan bisa menjadi tulang punggung perekonomian untuk kesejahteraan peternak, untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan keberpihakan, peningkatan sumberdaya manusia dan investasi.

S
alah satu komoditas sub sektor peternakan yang menjadi andalan di Provinsi Bengkulu adalah Itik Talang Benih. Itik Talang Benih adalah ternak itik yang dipelihara dan dikembangkan oleh petani-petani di Kelurahan Talang Benih, Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Ternak Itik Talang Benih ini merupakan ternak lokal yang menjadi aset sumberdaya genetik (SDG) ternak yang dimiliki Provinsi Bengkulu. Sebagai plasma nutfah, ternak itik di Provinsi Bengkulu selama ini sudah dimanfaatkan oleh petani secara turun temurun sebagai sumber produksi telur dan juga sebagai sumber penghasil daging (dwiguna).

M
enurut Suharnas (2004), Itik Talang Benih memiliki salah satu keunikan atau sifat-sifat khas seperti daya adaptasinya terhadap lingkungan yang tinggi, mampu berproduksi telur yang tinggi walaupun dengan kualiatas makanan yang rendah serta tahan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim dan wabah penyakit. Dari inventarisasi populasi dan karakteristik morfologi yang telah dilakukan didapatkan cirri-ciri fisik (sifat kualitatif) dari Itik Talang Benih yaitu : warna bulu coklat kehitaman atau bervariasi bertotol coklat (rebuin/brajangan), sedangkan yang jantan umumnya bulunya berwarna abu-abu kecoklatan. Postur tubuh bulat , leher pendek dan tidak terlalu tegak, kepala tidak terlalu besar.


                                    Itik Talang Benih – Jantan

S
ebagai salah satu sumber daya genetik (SDG) yang sudah beradaptasi dengan baik di Kelurahan Talang Benih Kabupaten Rejang Lebong. Itik Talang Benih ini harus mendapat perhatian yang lebih besar terutama dalam upaya-upaya pelestarian gen-gen spesifik yang dimiliki Itik Talang Benih tersebut. Oleh karena itu pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetic ternak Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah ternak di Provinsi Bengkulu perlu mendapat perhatian yang serius dan didukung oleh regulasi dari pemerintah baik itu menyangkut upaya pelestarian bangsa (breed) maupun dalam rangka mempertahankan produktifitasnya agar tetap tinggi.

                                        Itik Talang Benih – Betina

Ternak-ternak lokal seperti Itik Talang Benih ini telah mengalami seleksi alam dan telah beradaptasi baik dengan lingkungannya. Berdasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan Tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu yang bekerjasama dengan Program studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan rekomendasi serta usulan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu melalui Surat Keputusan Gubernur Bengkulu No. 166 Tahun 2005 dan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 2836/KPTS/LB.430/8/2012 ditetapkan Rumpun Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah atau sumberdaya genetik hewan (SDGH) Provinsi Bengkulu.

P
rovinsi Bengkulu terutama Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah pegunungan di Provinsi Bengkulu yang mempunyai karakteristik agroklimat yang cocok menjadi sentra produksi pertanian termasuk peternakan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.515,76 Km2. Kabupaten ini terletak di lereng pegunungan Bukit Barisan dan berjarak 85 Km dari kota Bengkulu yang merupakan ibu kota Provinsi. Secara topografi, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah berbukit-bukit, terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100 - >1000 m dpl. Curah hujan rata-rata 233,75 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata 14,6 hari/bulan pada musim kemarau dan 23,2 hari/bulan pada musim penghujan.

Kabupaten Rejang Lebong memiliki sawah yang cukup luas sekitar  9.000 ha lebih, dan diperkirakan lebih dari 500 ha adalah sawah dengan irigasi teknis yang sangat berpotensi untuk pengembangan itik. Hasil pertanian berupa jagung dan dedak padi, serta keong mas yang merupakan hama padi tapi merupakan makanan yang berkualitas untuk itik yang tersedia sepanjang hari.

S
ebagai salah satu rumpun, Itik Talang Benih dikenal memiliki berbagai keunggulan, antara lain :
1.  Tahan terhadap serangan penyakit
2.  Produksi telur/tahun/ekor 200 – 250 butir
3.  Konsistensi produksi lebih baik
4.  Pertumbuhan lebih cepat
5.  Fertilitas tinggi (daya tetas 80 – 85%)
6.  Mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah dengan produksi yang tetap tinggi.

D
isamping produksi telur yang tinggi, Itik Talang Benih mampu menghasilkan kualitas dan kuantitas daging yang lebih baik. Saat ini kebutuhan daging itik yang ada dipasaran sebagian besar masih di suplay dari provinsi tetangga (Sumatera Barat dan Lampung), oleh sebab itu pengembangan Itik Talang Benih mempunyai potensi yang cukup bagus dalam memenuhi permintaan pasar. 

D
i Kabupaten Rejang Lebong, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani tanaman pangan (petani sawah). Dalam kondisi yang seperti ini banyak sekali bahan – bahan pakan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak itik antara lain dedak padi dan jagung. Dengan ketersediaan bahan pakan tersebut akan mampu menurunkan biaya produksi, sehingga mampu bersaing dipasaran. 

S
aat ini populasi itik yang ada di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 11.120 ekor, sementara dengan luasan lahan persawahan yang tersedia lebih dari 9.000 ha, dan diperkirakan luas sawah irigasi yang ada di Keluarahan Talang Benih dan Rimbo Recap diperkirakan lebih dari 500 Ha akan mampu menampung populasi lebih dari 300.000 ekor dengan cara pemeliharaan semi intensif (digembalakan dan dikandangkan).

S
edangkan kabupaten/kota lainnya yang punya potensi baik untuk pengembangan itik ini adalah daerah persawahan Kabupaten Lebong, Kota Bengkulu, Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara, Rimbo Kedui Kabupaten Seluma, Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan dan sebagian daerah persawahan di Kabupaten Muko-Muko.

No comments:

Post a Comment